Latest News

Pembuangan Skripsi Mahasiswa oleh UIN Alaudin

JAKARTA- Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay, menyesalkan pembuangan skripsi tersebut. Ia menegaskan tidak semestinya pihak Perpustakaan UIN Alauddin memusnahkan karya-karya akademik mahasiswa.

Sebelumnya, beredar foto di UIN Alauddin Makassar terdapat ratusan tugas akhir atau skripsi tampak berserakan di halaman belakang perpustakaan kampus tersebut.

Diduga skripsi itu sengaja dibuang pihak kampus. Pasalnya di antara tumpukan skripsi tersebut tampak dua pemuda sibuk memasukkan tugas akhir mahasiswa ke karung. Setelah itu, mereka mengangkutnya menggunakan mobil bak terbuka.‎

Dari foto yang beredar, tampak identitas skripsi berasal dari salah satu kampus di Makassar. Tidak jelas apa motif dibuangnya karya ilmiah sebagai syarat mahasiswa memperoleh gelar sarjana itu. Bahkan, salah satu skripsi yang dibuang terbilang baru yakni karya dicetak pada 2013.

Foto itu pertama kali dibagikan oleh akun Facebook bernama Otodidak. Belum genap sehari diunggah ke media sosial, ribuan akun membagikan dan mendiskusikan pembuangan tugas akhir skripsi tersebut.
"Karya-karya ilmiah seperti itu adalah salah satu kekayaan intelektual yang dimiliki perguruan tinggi. Karena itu, setiap orang sudah semestinya menghargai dan menghornati setiap karya akademik yang lahir dari perguruan-perguruan tinggi," ujar Saleh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengungkapkan, karya ilmiah dan akademik seperti skripsi dinilai telah diuji serta dianggap memenuhi standar kelulusan penulisnya. Karena itu, seluruh proses penelitian, ujian, dan pertanggungjawaban skripsi telah selesai.

"Kalau dimusnahkan tentu proses kelahiran karya itu seakan tidak dihargai sebagaimana mestinya," ucap dia.

Apalagi, ungkap Saleh, pencetakan dan pembuatan karya ilmiah tersebut tentu menguras biaya mahasiswa. Karena itu, lanjut dia, kalau karya itu untuk dibakar tentu sangat bertentangan dengan nilai-nilainya.

Saleh mengatakan, kalau masalahnya adalah kekurangan ruang tentu solusinya tidaklah dengan dibakar. Saleh berpendapat kekurangan ruangan itu bisa saja dilaporkan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag).

"Dengan begitu, Dirjen Pendis dapat memikirkan agar ada penambahan ruangan di kampus tersebut," ungkapnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BIDIK OKU Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh mammuth. Diberdayakan oleh Blogger.